Barrow mendefinisikan
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) sebagai pembelajaran
yang di peroleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah.
Masalah tersebut dipertemukan pertama-tama dalam proses pembelajaran. PBL merupakan
salah satu bentuk peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma
pembelajaran. Jadi, fokusnya adalah pada pembelajaran siswa dan bukan pada
pengajaran guru.
Sementara itu, Lloyd Jones,
Margeston dan Bligh (1998 : 494) menjelaskan fitur-fitur penting dalam PBL. Mereka
menyatakan bahwa ada tiga elemen dasar yang seharusnya muncul dalam pelaksanaan
PBL : menginisiasi pemicu/ masalah awal (initiating trigger), meneliti isu isu
yang di identifikasi sebelumnya, dan memanfaatkan pengetahuan dalam memahami
lebih jauh situasi masalah. PBL tidak hanya bisa diterapkan oleh guru dalam
ruang kelas, akan tetapi juga oleh pihak sekolah untuk mengembangkan kurikulum.
Ini sesuai dengan definisi PBL yang disajikan oleh Maricopa Community Colleges,
Centre for learning and instruction. Menurut mereka, PBL merupakan kurikulum
sekaligus proses. Kurikulumnya meliputi masalah-masalah yang dipilih siswa
untuk memperoleh pengetahuan, menyelesaikan masalah, belajar secara mandiri dan
memiliki skill partisipasi yang baik. Sementara itu, proses PBL mereplikasi
pendekatan sistemik yang sudah banyak digunakan dalam menyelesaikan masalah
atau memenuhi tunntutan tuntutan dalam dunia kehidupan dan karir.
Sintak operasional PBL bisa mencakup antara lain sebagai berikut :
Pertama siswa disajikan suatu
masalah
Siswa mendiskusikan masalah dalam
tutorial PBL dalam sebuah kelompok kecil. Mereka mengklarifikasi fakta fakta
suatu kasus kemudian mendefinisikan sebuah masalah. Mereka membrainstroming
gagasan gagasannya dengan berpijak pada pengetahuan sebelumnya. Kemudian mereka
menidentifikasi apa yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan masalah serta apa
yang tidak mereka ketahui. Mereka menelaah masalah tersebut. Mereka juga
mendesain suatu rencana tindakan untuk menggarap masalah.
Siswa terlibat dalam studi
independen untuk menyelesikan masalah di luar bimbingan guru. Hal ini bisa
mencakup : Perpustakaan, database, website, masyarakat dan observasi.
Siswa kembali pada tutorial PBL,
lalu saling sharing informasi, melalui peer teaching atau cooperative learning
atas masalah tertentu.
Siswa menyajikan solusi atas
masalah
Siswa mereview apayang mereka
pelajari selama proses pengerjaan selama ini. Semua yang berpartisipasi dalam
proses tersebut terlibat dalam review berdasarkan bimbingan guru, sekaligus
melakukan refleksi atas kontribusinya terhadap proses tersebut.
0 Response to "Model Pembelajaran Berbasis Masalah : Problem Based Learning"
Posting Komentar